Tokoh Inspiratif Bulan April 2019

“Tangan yang mengabdi pada ibunya adalah tangan yang suci. Orang yang tidak berbuat baik pada ibunya, tidak akan baik pada siapapun. Aku berterimakasih karena engkau telah mengabdi pada ibumu dengan penuh cinta dan kasih sayang.” (Petikan dialog Mustafa Chamran dengan isterinya).
Mustafa Chamran Savei adalah sosok pejuang Islam yang mati syahid saat berjuang untuk negaranya. Dalam buku karya Habibah Ja’fariyan, berjudul Chamran be Rewoya-e Hamsar-e Syahid (yang edisi Indonesianya diterbitkan oleh penerbit Qorina), pembaca akan terpukau pada kisah human interest yang indah, penuh cinta dan kemesraan suami-isteri.
Setelah membaca buku ini, banyak yang terkesan dan menganggapnya lebih menarik dari novel-novel lainnya. Berbeda dengan banyak novel lain — apalagi yang menghadirkan tokoh fiktif — kisah Mustafa Chamran adalah cerita nyata zaman kini, ketika nilai-nilai perjuangan, keadilan dan kemanusiaan makin perlu digencarkan.
Selain pejuang, Syahid chamran ternyata memiliki jiwa yang romantis dan sangat menyayangi dan menghormati wanita (istrinya). Bagaimana ia merapikan tempat tidur dan menyediakan sarapan untuk istrinya hingga akhir hayatnya (walau lebih didasari oleh janji yang diucapkannya kepada ibu mertuanya), menjadi contoh yang luar biasa. Ia seperti hendak mengingatkan kita pada kebiasaan yang dilakukan Nabi saw kepada istri-istrinya. Chamran adalah salah seorang pendiri Hizbullah, sehingga pemimpinnya yang sekarang pun, Sayyid Hasan Nasrallah, sangat menghormati Chamran.
Mustafa Chamran Savei adalah sosok pejuang Islam yang mati syahid saat berjuang untuk negaranya. Dalam buku karya Habibah Ja’fariyan, berjudul Chamran be Rewoya-e Hamsar-e Syahid (yang edisi Indonesianya diterbitkan oleh penerbit Qorina), pembaca akan terpukau pada kisah human interest yang indah, penuh cinta dan kemesraan suami-isteri.
Setelah membaca buku ini, banyak yang terkesan dan menganggapnya lebih menarik dari novel-novel lainnya. Berbeda dengan banyak novel lain — apalagi yang menghadirkan tokoh fiktif — kisah Mustafa Chamran adalah cerita nyata zaman kini, ketika nilai-nilai perjuangan, keadilan dan kemanusiaan makin perlu digencarkan.
Selain pejuang, Syahid chamran ternyata memiliki jiwa yang romantis dan sangat menyayangi dan menghormati wanita (istrinya). Bagaimana ia merapikan tempat tidur dan menyediakan sarapan untuk istrinya hingga akhir hayatnya (walau lebih didasari oleh janji yang diucapkannya kepada ibu mertuanya), menjadi contoh yang luar biasa. Ia seperti hendak mengingatkan kita pada kebiasaan yang dilakukan Nabi saw kepada istri-istrinya. Chamran adalah salah seorang pendiri Hizbullah, sehingga pemimpinnya yang sekarang pun, Sayyid Hasan Nasrallah, sangat menghormati Chamran.

ini adalah doa seorang panglima perang untuk istri tercinta nya 

Ya Allah, aku memohon satu hal dari Mu, dengan penuh ketulusan
jadilah Engkau pelindung bagi Ghadeh,
dan janganlah Engkau membiarkannya sendiri.
Setelah kematianku, ku ingin melihatnya terbang.

Ya Allah
Kuingin sepeninggalku,
Ghadeh tak berhenti melangkah di atas jalur kebenaran,
Kuingin dia memikirkanku bak sekuntum bunga indah yang tumbuh di jalan kehidupan dan kesempurnaan.
Kuingin Ghadeh memikirkanku seperti sepotong lilin-lemah-kecil yang menyala dalam kegelapan hingga akhir hayatnya,
dan dia beroleh manfaat dari cahayanya untuk masa yang singkat.
Kuingin dia memikirkanku bagai angin surgawi yang berembus dari langit,
yang membisikkan di telingganya kata-kata cinta
dan pergi menuju kata tanpa batas

2 comments:

  1. Hellow saya Tiwi pertama awal cerita sangat bingung dan bingung tapi setelah saya lihat dokumen24 awalnya ragu tapi saya mencoba untuk tanya" alhamdulilah hasilnya tidak mengecewakan dan 💯 puool tidak tipu" kalau gk percaya silahkan tanya saya 083856353392

    ReplyDelete
  2. terima kasih mba...ditunggu order berikut nya

    ReplyDelete

Pages